Banyak yang bilang untuk bahagia itu tidak harus memiliki uang, tanpa uang sebenarnya kita bisa bahagia. pernyataan di atas menurut saya sendiri kurang sesuai dengan kenyataannya, justru ketika kita bahagia kita harus memiliki uang,kita dituntut untuk menjaga kebahagiaan kita itu walaupun jumlahnya sedikit tetap saja uang itu diperlukan bukan? Memang tidak ada korelasi yang baku untuk mengukur tingkat kebahagiaan terhadap banyaknya uang yang kita punya.
Inilah hukum ekonomi tentang bahagia:
" Berusahalah mencari kebahagiaan sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnya."
Kalau ada orang yang berkata-kata seperti ini maka yang pertama orang itu sedang belajar ekonomi atau yang kedua orang tersebut memang benar-benar pelit atau jangan-jangan cuma saya aja yang nulis dan praktekin.#hitunganbanget
"Suatu Kebahagiaan pada awalnya memiliki tingkat utilitas yang besar namun semakin menurun." Ayo yang pacaran ngaku aja deh.hahaha. The law of diminishing Happiness #buatyangpacaran
"bahagia memang tak bisa dibeli namun memiliki biaya-biaya yang dikeluarkan agar outputnya maksimal" #ngarang
"teori akuntansi "economic viability": Bahagia itu seperti intangible asset butuh biaya Research and Development lalu ketika sudah menjadi Intangible Asset ada biaya-biaya untuk mempertahankan Kebahagiaan tersebut" lagi-lagi yang pacaran harusnya mengetahui hal ini. #longlasting
Bahagia itu bagaikan biaya pilihan(opportunity cost), bahagia itu pilihan dan anda harus memiliki pengorbanan untuk memilih bagaimana cara anda berbahagia atau bisa saja tanpa pengorbanan .#realita
Dari semua gurauan saya di atas, mungkin anda banyak yang tidak setuju, karena sebenarnya tidak ada hukum atau dalil yang pasti tentang kebahagiaan. Intinya Bahagia adalah pilihan hidup anda, jangan jadikan bahagia suatu tujuan hidup anda, Bapak Mario Teguh pernah berkata bahwa orang yang tujuan hidupnya adalah bahagia adalah orang-orang yang tidak memiliki tujuan hidup. Jadi Bahagialah.
No comments:
Post a Comment