Wednesday, June 20, 2018

Sedikit cerita dari nenek moyang Kantor Pajak di bekasi.

Jadi tulisan ini dibuat sebagai kenangan di KPP Pratama Bekasi Utara

Pada bulan puasa sekitar bulan Juli 2015 ketika sedang duduk di meja di KPP Pratama Bekasi Selatan, tepat jam 2 saya dan teman-teman saya yg ojt dikejutkan dengan pengumuman itu, hari itu hari Selasa dan saya senang 4 dari kami tidak ada yg jauh-jauh. Dekat sekali seperti lagu wali timur ke barat selatan ke utara (ngaku yang nyanyi)

Awal penempatan saya seperti biasa saja toh saya hanya geser sekitar 700 meter dari tempat lama ke lokasi penempatan definitif pertama KPP Pratama Bekasi Utara. Doa Ibu sangat manjur Guys. Saya senang bukan main, itu tempat saya melakukan praktik kerja lapangan yang sangat membuat saya dianggap muka lama yang kembali lagi saya ingat sekali waktu itu kpp ini dirampok. Namun penyambutan itu tidak pernah ada karena saya langsung diklat dasar perpajakan di Kemanggisan Jakarta. Sebulan dan tiba-tiba langsung masuk dan ditempatkan di Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan.

cerita ini sesungguhnya baru dimulai....

Awal nya saya sendiri ingin bertanya mengapa saya ditempatkan di seksi eksten ini, katanya karena saya sendiri adalah putra daerah, mungkin karena ktpnya Bekasi. Pada waktu itu diseksi ini pekerjaan pelaksana sendiri seperti account representative yang tupoksinya adalah gali potensi ya gali terus sampai wpnya bayar apalagi harus ada pencapaian target wajib pajak baru dan tugas penyuluhan. Punya target penerimaan itu berat, ya setelah belajar dari beberapa account representative maka saya beranilah buat surat tagihan pajak, surat permintaan data dan atau keterangan(sp2dk) ke wajib pajak. Dan membuat saya jadi ingat karena sp2dk itu waktu hari pertama saya masuk kantor ini, ada wajib pajak yang bertanya apakah bisa bertemu dengan pak Ryan, saya bertanya untuk urusan apa ya kepada wp tersebut. Ternyata wp itu salah karena yang dia cari sebenarnya adalah Pak Paryan kepala kantor yang menandatangani surat tersebut. Akhirnya ganti nama saja jadi Alex, besoknya ada wp cari pak alex katanya rupanya ada pegawai honorer dulunya pegawai di sini namun sudah menjadi calo namanya alex juga. jadi bingung mau nya dipanggil apa nama ryan terlalu bagus dianggap kepala kantor, nama alex dianggap terlalu jelek karena sama namanya calo. Cerita yang menggelikan lagi waktu itu saya ditugaskan untuk mengawasi wp baru dikelurahan margahayu dan saya sendiri wp baru yang ada di wilayah margahayu.
jadi kalau saya ingin konsultasi begini ceritanya:

wp : pak alex, bapak ar saya ya
fiskus: iya pak alex ada yg bisa dibantu pak alex?
wp: begini pak alex...
(lho kok gini amat ya)

kebiasaan bawa bekel

kalau banyak yang bertanya juga mengapa jarang makan diluar
pertama alasannya karena malas kedua biar hemat, ketiga makanan diluar pun seperti warteg rasanya tidak lebih enak dari masakan mama sendiri, buat apa makan diluar kalau harganya mahal tapi ga lebih enak. lalu kalau makan diluar makan apa? makan yang enak dan yang ga mama ga pernah bisa buatnya atau kalau lagi bosen.

Oya mengenai gedung...

Gedung Bekasi Utara yang kini dan dulu sepertinya tidak banyak perubahan, akan sedikit lebih rapi saja dan barang-barang sudah banyak yang masuk gudang, yang jadi horor ketika tiba-tiba hujan, langit-langitnya sudah cukup lapuk dan akhirnya ambruk, lalu konstruksi lantai dua di tengahnya juga sudah goyang , saya mendapat meja di lobby tengah ketika penempatan awal. rasanya seperti ada gempa setiap harinya. Gedung ini memang bukan seperti gedung kantor pajak, seperti gedung kelurahan lama yang designnya seperti gedung-gedung belanda hanya saja minus suara mesin ketik. sambil menunggu bangun ulang, maka perbaikan kecil-kecilan harus dilaksanakan. Gedung ini juga terkenal horor tidak ada yang mau berlama-lama atau lembur kalau sendirian kecuali mr.A. Konon katanya hal itu yang membuat dia diangkat menjadi pejabat di daerah sulawesi juli nanti, kidding.

Juragan angkot tapi gak punya angkot

Satu hal juga yang saya ingat adalah saya itu selalu ditanya oleh teman-teman yang penempatan awal di bekasi, pertanyaannya adalah angkot. kalau mau ke stasiun naik angkot apa ya? kalau ke tol timur naik apa ya? apa lagi gojek dan grab belum seramai sekarang walaupun kadang masih ada satu dua orang yang masih bertanya jalan di bekasi.

Asal usul

Menjadi orang tinggal di Bekasi itu sulit karena asal usul keluarga yang campur aduk dan 26 tahun tidak pernah menetap di luar planet bekasi, setiap orang yang belum kenal pasti bertanya, tinggalnya dimana? saya bulak kapal, mereka balas dimana itu saya jawab deket cuman 10 menit naik motor (bulak kapal dulunya adalah tempat perahu-perahu kecil berlabuh karen bekasi itu awalnya adalah rawa dan sebelahnya ada kompleks auri yang dulunya bandara buat perang yang dipakai saat penjajahan belanda dan jepang, disana ada lapangan yang dulunya dipakai buat membantai pejuang-pejuang kita katanya), lalu biasanya ada pertanyaan lanjutan yaitu asli nya darimana? saya jawab bapak saya dari Bandung ibu saya lahir di serang tapi keluarga besar dan nenek saya tinggal di Sukabumi, mereka jawab sunda dong tapi kok namanya ryan alexander, biasanya orang sunda kan namanya cecep asep dayat jajang misalnya tapi kok lu rada mirip tionghoa ya, jawab saya, gatau deh mirip andhika pratama aja gimana?setuju? Akhirnya saya jawab lagi ya Bekasi saja. Begitu lebaran mereka tanya lagi, libur lebaran kemana? saya bilang, saya ga kemana mana kok kampung saya disini kok di Bekasi. sampai cuti saja sempet-sempet nya masuk karena disuruh masuk kakapnya, ya mau (gamau) sih. Nanti ditanya setelah ditempat baru, liburan kemana lex jawab ke Singapur(na), paspor aja ga punya.

Mengenai pekerjaan...

Ada beberapa kejadian berkesan, pernah dicari-cari pejabat daerah, pernah dimarah-marahin sama biksu, pernah nyebarin pamflet di jalan tol, pernah juga ikut bantu bopong orang yang muntah-muntah dan pingsan pada saat sosialisasi, jadi rumah tangga suruh benerin apa aja juga mau(ga mau) anggap seperti wisata kuli(ner), sosialisasi, tukang sound, tukang moto, jadi bayangan ditonton kakanwil (bagi yang pernah nonton), jadi boyband korea depan dirjen, mendadak jadi tukang pos pas rame-ramenya amnesti pajak, sampe jadi pegawai pajak beneran juga mau.

Bagaimana pun saya senang dan 5 bulan terakhir ini saya puas bisa merawat gedung tua ini yang umurnya sudah 26 tahunan hampir seusia saya  (kantor aja diurus apalagi kamu?).

yang saya rindukan...

yang saya rindukan tentu saja orang tua, kata pak novie wajib telpon orang tua dulu sebelum pacar, iya pak kan saya ga punya pacar.
yang saya rindukan disini adalah orang-orangnya
dari teman sebelah meja 2 tahun bu Fery Juliantini pelaksana terbaik sekanwil jabar 3 tahun 2016, setidaknya dia adalah pembimbing saya ketika pkl dan tak terasa saya jadi rekan kerjanya sampai saya pindah seksi tahun 2018, rekan-rekan eksten yang pejantan semua
haikal, iqbal, mas annas, mas indra, mas ferdy, pak jems ada rio dan rahman yang mendahului pindah. yang pastinya tidak pernah sebaper saya dan tidak lupa kepala seksinya pak novie yang dari dia saya tahu caranya membangun atau renovasi rumah.
Selain itu selama 5 bulan terakhir sd tulisan ini ada rekan-rekan umum, ada ade dengan segala keceriaannya, karlin yang sabar menghadapi kepegawaian dan pegawai2 bekasut, kak shella yang helpful, Bu ems yang selalu suka bawain kita makanan dan baik hati, Bu sundari yang rajin, dan duet maut keuangan sri dan lucky dan juga ibu kepala seksi yang sabar Bu Wulan.
Ada juga atasan saya tidak langsung Pak bayu sebagai PPK dan tentunya Ibu besar Bu Dewi yang selama ini memberi dukungan buat kami. Tidak lupa juga teman-teman muda utara(uttaran, seingat saya yg buat namanya saya sendiri lalu nama grupnya diubah sama rangga) yg selalu bikin kangen begitu mereka kumpul. Satu lagi guru pingpong saya Pak Yesi dan teman-teman sparring partner lainnya juga rekan kerja yg sering membantu saya mas adhi.
Teman-teman angkatan 201411 yang penempatan pertama bersama-sama yang tadinya 13 orang 7 pria 6 wanita sekarang yang masih bertahan atau tertahan eyme, tia, dan ayu, sukses dan segera menyusul

Dua setengah tahun berlalu tiba-tiba ada pengumuman pengangkatan fungsional, saya dapat di Batam Utara lagi-lagi utara ada apa dengan utara (harus tanya roy kiyoshi). Bila nanya ada yg bertanya lagi pulang kemana lex lebaran/natal? ke Bekasi(jawab dengan mantap)

mungkin satu lagi kalau banyak yang bertanya mau ngapain di batam? mengapa gak cari jodoh aja di batam? kenapa gak sekalian aja buka counter hp di bekasi barang-barang batam? buka jastip dsb?

kita tunggu cerita selanjutnya di blog ini.

Ryan Alexander
sebelum pergi ke Batam
Juni 2018