Tuesday, March 21, 2017
yang lalu, perjumpaan dengan stan.
Sunday, March 5, 2017
IBL 2017 hanya penikmat dari layar kaca dan streaming
Tahun 2017 hobi saya menonton basket berlanjut, karena yang baru saya ikuti ini adalah liga basket professional Indonesia yaitu IBL, kebetulan juga saya seringkali update di mainbasket.com atau link ibl. Mengejutkan untuk tahun ini karena ada aturan mengenai penggunaan pemain asing yang dimana dua pemain boleh direkrut masing-masiing tim, yang satu tingginya tidak boleh lebih dari 185cm. Kebijakan ini mematikan perkembangan pemain lokal karena minimnya jam terbang, namun pengalaman pemain asing bisa ditularkan ke pemain lokal sedikitnya. Yang aneh lagi pemain naturalisasi dipersamakan dengan pemain asing, sungguh kejam, pada dasarnya mereka telah berkorban untuk mendapatkan WNI untuk dapat membela timnas atau main di liga nasional, namun keberadaan mereka malah kalah saing dengan hadirnya pemain asing yang lebih berkualitas. Yang sudah menjadi korban diantaranya brandon jawato, ebrahim eenguio lopez, anthony ray hargrove. Kebijakan ini memang membuat pemain asing pikir dua kali untuk menjadi WNI. Lalu ada masalah di draft pemain ada nya salary cap sebesar 3000 usd per bulan, sebenarnya pemain asing itu perlu dibatasi gajinya, tapi tidak serendah itu juga, walaupun sistem penggajian diberikan subsidi oleh provider kepada pihak klub namun apabila klub menyanggupi menambah gaji pemain maka, pemain berhak mendapatkan gaji yang layak, karena kualitas pemain tak lepas dari gaji yang diterimanya.
Lepas dari itu ada beberapa pemain asing yang menurut saya belum nyetel dengan permainan tim, mungkin karena over weight atau karena terlalu egois atau over confident. Contohnya pierre Henderson itu menurut sangat susah buat lari saja dan shootnya kurang bagus namun reboundnya sangat baik untuk tim sebesar aspac masih jauh dari harapan begitunya juga dengan mckinney dari cls. Pemain asing di tim kecil seperti pacific atau nsh justru membantu tim ini menjadi salah satu tim kandidat playoff,dari segi pemerataan sistem berjalan dengan bai, namun kalau pemain asing itu foul out, cedera, kehabisan tenaga maka celaka lah tim kecil itu karena ketergantungan pemain asing. Menjadi perhatian tersendiri bagaimana sistem ini akan terus dipakai atau perlu direvisi. Idealnya satu tim cukup menggunakan satu pemain asing dan bebas menggunakan pemain naturalisasi, dua pemain asing malah membunuh kehadiran pemain lokal, jam terbang menjadi sedikit, misalkan ada satu pun pasti permainan akan selalu terkunci pada satu pemain asing, apalagi dua dengan satu bigman dan satu small, yang lain hanya jadi pelengkap saja, mau lihat buktinya, silahkan lihat pertandingan all star ibl 2017 berapa angka yang dicetak pemain asing dan berapa oleh pemain lokal. Itu saja sudah all star lokal apalagi pemain non allstar lokal. Makin tenggelam. Bagaimana pun sistem pemain asing yang tepat harus digodok, mungkin boleh dua pemain asing tapi harusnya satu saja yang di court, secara bergantian masuknya sehingga ada perang taktik antar pelatih yang membuat permainan jadi seru.