Saturday, April 6, 2013

Triple mission:Goes to Panti Pniel

Kamis 04 April 2013

"Tepat sore itu pukul jam 2 sore hujan mengguyur Bintaro dan sekitarnya. Rasa-rasanya hari ini akan menjadi hari yang sulit namun indah dan suatu hari yang legendaris."

Dalam rangka penugasan Tugas mata kuliah Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian yaitu mendekatkan mahasiwa STAN dengan warga sekitar kami Saya,Risma,Riyan,Deni,dan Dimas mendapat kunjungan ke Panti Wredha, dan kami memilih yayasan panti orang tua dan anak Pniel yang terletak di Bintaro sektor 7
bisa dilihat profilnya di bawah ini

http://yayasanpniel.blogspot.com/2012/07/panti-werdha-dan-panti-asuhan.html

Awalnya saya tidak pernah menyangka bahwa panti inti ini merupakan panti asuhan juga. Sehingga saya menamai judul post ini triple mission Disana kami bekerja sama dengan beberapa teman dari kelas tetangga kami 3N-akuntansi untuk terjun disana.

Sangat seru! Awalnya kami memulai perjalanan dari kumpul di kos riris berawal dari mendung lalu hujan ketika berangkat. Baju kami kebasahan sampai-sampai diperas pun tak kunjung kering. Kami memutuskan untuk pulang kembali ke kos untuk berganti pakaian ketika hujan reda kita akan pergi. Walaupun kesannya terburu-buru dan memaksakan kami pun akhir berangkat dan sampai disana jam 4 sore dan disambut Ibu Stin selaku pengurus.

Ada perasaan malu saat menginjakan kaki disana suatu  kebingungan seperti tak tahu mau melakukan apa. Akhirnya saya memberanikan untuk menyentuh oma dan opa diikuti yang lainnya. Mereka pun menyambut kami dengan ramah,ada dari mereka yang begitu sehat secara fisik dan pikiran ada juga yang kondisinya sudah sangat menurun. Ada oma tin yang sangat cerdas dan pintar bahasa Inggris dan Belanda secara fisik dia mungkin ia sangat renta tapi jiwanya masih muda ada juga oma(yang lupa namanya) selalu mendoakan saya agar diberkati Tuhan dan sukses. Namun ada opa Indra yang putus akan harapan untuk hidup karena stroke, saya pun memberikan semangat untuk dia untuk selalu optimis dalam hidup. Semoga dia diberikan kekuatan untuk selalu senyum dalam sakitnya. Dari merekalah saya belajar bahwa ada bila raga sudah tak mampu menopang jiwa yang ambisius, percayalah jiwa itu akan selalu menang.

(Mungkin bisa dilihat di video/akan diupload nanti) Dan ternyata panti pniel ini juga diisi oleh anak-anak yatim piatu khususnya korban kerusuhan Ambon. Mereka bernyanyi untuk kami dan
Kami bernyanyi untuk mereka. Suara mereka bagaikan malaikat indah yang tulus menyanyi dan ketika kami bernyanyi untuk mereka kami bukanlah apa-apa. Bisa kalian bayangkan mereka menyanyi lagu karena cinta yang sempat dibawakan joy tobing.

Beberapa dari kami pun ada yang sharing juga mengenai tips lulus ujian nasional akhirnya jam setengah 6 kami pulang riyan memberikan tips ketika ujian yang paling penting bagi kita adalah kesehatan. Lalu kami menyempatkan wawancara dengan penjaga panti pniel beberapa kata yang bisa sangat mengena untuk kami yaitu

Dari ibu Stine:
“Kenapa kalian berada disini?
Kalian disini karena orang tua.
Tanpa orang tua, apa anda bisa
lahir di duniaini? Tanpa orang
tua, anda tidak bisa
sekolah. Tanpa orang tua,
kalian tidak bisa datang ke sini.
Untuk itu, cintailah orang tua
kalian. Anda bisa sukses karena
pertama anda takut Tuhan,
kedua anda mencintai orang
tua anda. Yang paling penting
itu, anda harus berdoa.
Pulangkan semua pengharapan
hidup pada Tuhan, karena
itulah keinginan orang tuamu.
Kalau anda melakukan itu,
Tuhan akan memberikan, yang
susah akan menjadi ringan.
Hidupini mesti begitu,
menolong sesama. Cintailah
orang tua kalian”.

Dari pak Pak Ongen:
“Kalau istilahnya ibu, opa-oma
ini sudah sampai pada terminal
terakhir. Bukan terminal lebak
bulus. Ada keluarga punya
uang seratus juta lalu
memasukkan orang tua nya
disini. Mereka berpikir bahwa
orang tua nya sudah senang.
Tidak. Tidak seperti itu. Orang
tua itu sangat butuh anak-
anaknya. Jika kalian sayang
sama orang tua, kalian yang
menjaga mereka. kita-kita ini
yang merawat mereka. Itu
bukti cinta pada orangtua”.

Satu setengah jam yang berkesan. Saya pun rasanya akan kembali kesana lagi. Semoga dengan cerita ini kami disadarkan bahwa mereka tidak perlu dikasihani layaknya mereka tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya perlu membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang tulus. Semoga apa yang kami berikan pada saat itu mampu berkesan dihati mereka dan semoga kita selalu berbakti kepada orang tua kita. Terima kasih Tuhan.

Link Cerita yang dilengkapi foto yang sama dari teman saya riyan al fajri

https://m.facebook.com/note.php?note_id=10151620763399974&refid=48