Friday, July 8, 2011

Bang Zega, Tukang rantau tak pernah kenal lelah

Tak disangka pertemuan Pengantar Ilmu Hukum sebentar lagi sudah selesai, berarti saya sudah jarang bertemu lagi dengan bang Zega. Pertama kali saya hadir pada pertemuan Pengantar Ilmu Hukum saya heran kok ada seseorang dengan pakaian cleaning service bertopi masuk ke kelas kami(1AC) mengaku bernama Rochmat dan biasanya dipanggil mamat duduk di atas meja. Dia mengaku adalah seorang juru ketik di STAN dan sensitif bila mendengar kata-kata PNS. Si Mamat berkata Pak Zeganya sedang ke Medan dan dua minggu lagi baru akan mengajar. Pak mamat ini mengajarkan kedisiplinan yaitu bagaimana cara menyambut dosen yang baru masuk kelas. Ketua kelas harus mempersiapkan anak buahnya untuk menghormati dosen yang baru masuk. Saya menduga rasanya dia adalah dosen PIH kami. Pak Mamat juga mengajarkan beberapa pepatah dan filsafatnya kepada kami. Tentunya luar biasa untuk seorang juru ketik. Bahkan jarang seorang pun yang mampu menggabungkan filsafat beberapa kitab suci dari berbagai agama dan hafal. Itulah kesan pertama kali bertemu Bang Zega.
Dua minggu kemudian datanglah Bang Zega. Beliau sendiri tidak mau dipanggil Pak Zega karena berasal dari Sumatera Utara beliau hanya mau dipanggil Bang Zega. Setelah memeberi tahu tentang penyamaran dua minggu lalu Bang Zega berkata bahwa kita jangan pernah memandang orang dari statusnya namun kenalilah mereka seperti bagaimana mereka mengenal kita dan jangan pernah memandang orang dari kulitnya.
Tentang Filsafat dan kata-kata bijak
Berminggu-minggu setelah diajar bang Zega banyak filsafat dan pepatah-pepatah dari Bang Zega yang membuat saya menjadi kangen rumah. Mengapa? Apa yang dikatakan Bang Zega seperti apa  yang diajarkan Mama saya sendiri.  Untuk mata pelajaran hukum sendiri Bang Zega pernah berkata “ Hati-hati dik, Satu genggam kekuasaan dapat mengalahkan sekeranjang kebenaran.” Kalau di bidang agama Bang Zega berkata bahwa “Jangan pernah menilai seseorang dari agamanya.”   Jika berbeda pendapat Bang Zega berkata hargailah pendapat orang lain meski kita menganggap itu salah, karena dari setiap pendapat orang lain yang kita rasa salah ada setitik kebenaran.  Saya juga ingat bila kita mendapat pemberian orang lain misalkan oleh-oleh dari kampung terimalah saja untuk menghargai orang yang memberi. Untuk orang tua kita dan saudara-saudara kita yang berada di kampung halaman jangan pernah lupakan mereka, bawalah hal berharga berupa pengalaman ketika berkuliah disini.
Ajaran Bang Zega yang paling saya sukai adalah ketika Bang Zega berkata,”Jangan sampai kebencian membuatmu bersikap tidak adil.” Beliau mencontohkan bahwa Presiden Soeharto yang akan mendapat gelar pahlawan nasional, hanya orang-orang yang dengki kepadanya saja yang tidak merestui Soeharto menjadi pahlawan nasional.

Cerita Lucu
Saya masih ingat ketika Bang Zega pernah cerita Pendeta yang naik haji dan pak Haji yang dibaptis karena banjir pada saat itu. Yang kedua saya juga pernah ingat tentang angka kehidupan yang membuat kita sadar akan arti dari kehidupan itu sendiri.

Lagu 
Marina menari di menara
di menara marina menari
marina menari di menara 
di menara marina menari

bisa diganti dengan marito atau marince

sudah 1 tahun atau 2 semester telah mengajar 1AC